Rabu, 09 Juni 2010

Waspadai Penyakit Baru Menular



PENYAKIT menular yang baru muncul (PMBM) atau emerging infectious diseases (EID), mempunyai potensi menimbulkan wabah, kerugian ekonomi, dan kekacauan sosial yang hebat.

Ancaman penyakit tersebut sekitar 70 persen berasal dari penyakit hewan, misalnya SARS, nipah, flu burung, dan flu babi. Hal ini diperberat karena Indonesia juga menghadapi penyakit menular bersumber binatang lainnya, seperti malaria, demam berdarah, filariasis (kaki gajah), serta rabies. Selain itu, ada juga penyakit menular langsung seperti diare, cacingan, dan kusta.

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih, kesehatan merupakan hak asasi setiap insan Indonesia dan pemenuhannya merupakan tanggung jawab negara.

”Seluruh masyarakat termasuk peternak unggas, perlu dilindungi dari berbagai penyakit, terutama penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan pandemi,” ujarnya ketika membuka Rakernas Gerakan Nasional Peternak Sehat Ternak Sehat (PSTS) yang diselenggarakan Himpunan Masyarakat Peternak Unggas Lokal Indonesia (HIMPULI) di Bogor, beberapa waktu lalu.

Rakernas diikuti sekitar 200 anggota HIMPULI dan dihadiri juga oleh Menteri Pertanian (Menpan) Suswono. Endang menerangkan, pengembangan Desa Siaga dengan kegiatan ”Peternak Sehat Ternak Sehat” merupakan model upaya strategis terobosan kegiatan keterpaduan kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, dan kesehatan ternak di desa. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat dan bantuan pemerintah.

”Gerakan PSTS merupakan terobosan baru yang harus terus diperluas cakupannya ke seluruh Indonesia. Sebagai konsep Satu Kesehatan untuk Indonesia sebagai bagian dari One World One Health,” tutur Endang.

Tujuan gerakan nasional PSTS yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan produktivitas ternak. Dengan tujuan khusus, ialah mewujudkan peternakan unggas yang sehat sesuai dengan cara beternak unggas yang baik (Good Farming Practices/GFP).

Selain itu, mewujudkan lingkungan pemukiman yang sehat, serta terselenggaranya penanganan produk hewan yang higienis. Endang mengutarakan, gerakan PSTS merupakan gerakan promosi kesehatan, kebersihan perorangan dan PHBS, deteksi dini, dan respons cepat pada penyakit yang dapat menimbulkan wabah. Selain itu, program tersebut sebagai pemberdayaan masyarakat peternak di bidang kesehatan dan UKBM, penyehatan lingkungan.

Dia menyebutkan, dari 231,83 juta jiwa penduduk Indonesia (Data BPS 2009), 45.24 persen (104,87 juta jiwa) adalah pekerja. Sebagian besar bekerja di sektor pertanian (46 persen), perdagangan (19 persen), industri (12 persen), dan lain-lain. Sektor pertanian meliputi petani, nelayan, peternak, sedangkan pekerja yang bergerak di sektor peternakan unggas (ayam, itik, dan lain-lain) mencapai 5 juta, yang terdiri atas peternak unggas formal dan nonformal yang tersebar di desa-desa.

”Kita ketahui, unggas air termasuk itik atau bebek merupakan ‘carrier’ dan sumber penularan flu burung pada unggas dan manusia,” terang Endang.

Menurut hasil penyelidikan epidemiologi, faktor risiko penularan flu burung kepada manusia 47 persen disebabkan kontak langsung dengan unggas mati mendadak, 41 persen karena kontak dengan lingkungan tercemar, 2 persen disebabkan pupuk, dan 10 persen belum diketahui.

Hal tersebut terjadi karena kurang pengetahuan, kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), adanya pemeliharaan unggas yang dilepas di halaman rumah (back yard farming), atau pengandangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Saat ini selain beredar virus influenza musiman, bersirkulasi pula virus Influenza A Baru (H1N1) yang pernah menimbulkan pandemi pada 2009 dan virus H5N1 yang terdapat di Mesir, China, Vietnam, dan Indonesia.

”WHO dan masyarakat dunia mengkhawatirkan kemungkinan lahirnya virus influenza baru dari hasil perubahan genetik maupun melalui percampuran genetik dari dua virus atau lebih. Virus ini kemungkinan dapat menimbulkan wabah atau pandemi di banyak negara di dunia,” papar Endang.


Sumber : okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar