Rabu, 09 Juni 2010

Buah Kiwi Kaya Gizi


Bentuknya oval seperti telur. Kulitnya berbulu dengan warna cokelat kehijauan seperti buah sawo. Namanya buah kiwi. Nama itu diambil dari nama burung khas Selandia Baru yang tak bisa terbang, kiwi. Buah yang awalnya dikenal dengan nama Chinese gooseberry itu dibawa ke Selandia Baru oleh seorang guru bernama Isabel Fraser pada 1920-an.

Awalnya, buah Kiwi tumbuh di kebun domestik, lalu berkembang menjadi perkebunan komersial mulai pada 1940-an. Kemudian buah ini menjadi salah satu produk ekspor unggulan negara itu. Kini Italia adalah produsen utama buah kiwi di dunia. Lalu diikuti Selandia Baru, Cile, Prancis, Yunani, Jepang, dan Amerika Serikat.

Apa pentingnya buah kiwi? Dengarlah penuturan dokter spesialis gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Fiastuti Witjaksono, MS, SpGK. Menurut dia, kandungan dalam buah kiwi yang padat akan berguna bagi tubuh manusia, misalnya vitamin C, E, karoten, lutein, dan serat.

Vitamin C dan E memiliki peran sebagai pembentuk energi, berbagai hormon, imun, dan antioksidan. Kandungan vitamin pada buah kiwi mencapai 1,49 miligram per 100 gram, sedangkan kandungan vitamin C-nya mencapai 74-87 miligram.

Fiastuti mengatakan, kandungan vitamin C pada buah kiwi lebih banyak dibanding jeruk dan pepaya. Sedangkan kandungan vitamin E-nya lebih banyak dibanding mangga dan pepaya. Umumnya, buah kiwi berukuran sedang mengandung sekitar 46 kalori, 0,3 gram lemak, 1 gram protein, 11 gram karbohidrat, 75 miligram vitamin, dan 2,6 gram serat.

Menurut Fiastuti, wanita berusia 19-30 tahun umumnya memiliki kebutuhan vitamin C hingga 45 miligram per hari dan orang hamil 60 miligram per hari. "Ibu menyusui butuh vitamin C lebih besar, (mencapai) 85 miligram per hari," kata dia dalam workshop di Jakarta beberapa waktu lalu. Jadi buah kiwi bisa menjadi salah satu sumber vitamin yang dibutuhkan itu.

Sebagai antioksidan, kedua vitamin itu bisa melawan proses oksidasi. Karoten dan lutein juga bersifat antioksidan. Antioksidan melawan proses oksidasi. Fiastuti menyatakan bahwa proses oksidasi menyebabkan kerusakan sel DNA yang dapat memicu kanker.
Proses oksidasi ini misalnya polusi, asap rokok, dan metabolisme tubuh. "Akibat oksidasi di antaranya penuaan, penyakit jantung, dan kanker," kata dia.

Maka kebutuhan orang di perkotaan akan zat antioksidan lebih banyak dibanding orang yang tinggal di pedesaan. Sebab, di perkotaan, proses oksidasi seperti polusi kendaraan dan jumlah industrinya lebih banyak dibanding di desa. Zat dalam buah kiwi bisa mempercepat perbaikan kerusakan DNA.

Kandungan serat bisa menjaga kesehatan pencernaan, menjaga kadar gula darah, dan kadar lemak dalam darah. Mengkonsumsi buah kiwi bisa menurunkan risiko pembekuan darah dan mengurangi kadar lemak dalam darah. "Sehingga bisa mengurangi risiko penyakit jantung."


Memilih Buah Kiwi :

-- Ada belasan jenis buah kiwi, di antaranya jenis buah kiwi hijau dan gold. Rasa buah kiwi gold lebih manis daripada buah yang hijau.

-- Jika memilih, pilihlah buah yang gemuk tanpa keriput, memar, atau berlubang.

-- Saat dibeli, buah kiwi hijau mungkin keras. Biasanya buah itu akan matang dua atau tiga hari kemudian.

-- Untuk mempercepat proses pematangan, tempatkan buah kiwi hijau dalam kantong plastik dengan buah lainnya, seperti apel atau pisang, yang menghasilkan hawa yang menyebabkan percepatan pematangan buah.

-- Simpan kiwi di lemari es untuk konsumsi jangka waktu lama.


Sumber : http://tempointeraktif.com

0 komentar:

Posting Komentar