Rabu, 09 Juni 2010

Ragam Rasa Mi Nusantara



Mi biasa kita temukan di seluruh penjuru dunia. Di Eropa disebut pasta, dengan berbagai variasi bentuk makaroni, dan spageti. Ada juga di Amerika, yang disebut noodles, lalu di Cina, yang terkenal dengan kwetiau, ifu mi, dan bihun, di Jepang ada udon dan soba, serta masih banyak lagi jenis lainnya. Mi diolah dalam berbagai jenis masakan, termasuk di Indonesia, yang juga memiliki berbagai jenis pilihan makanan terbuat dari mi.

Masakan mi yang banyak dikenal di masyarakat antara lain mi pangsit, yakni berupa mi rebus dengan ayam cincang dan sayur serta kuah kaldu. Lalu ada mi goreng, dengan berbagai variasi, bisa dengan ayam, seafood, daging, atau sayuran.

Setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing dalam mengolah mi. Sumatera Selatan, misalnya, terkenal dengan mi celor Palembang. Masakan ini terbuat dari mi rebus, toge rebus, udang cincang kasar, taburan daun bawang dan ebi, serta kuah santan kental. Rasa kuah kentalnya gurih dan sedikit manis, mirip kuah opor ayam.
Ada lagi mi cakalang dari Kota Manado, Sulawesi Utara. Mi ini mirip mi ayam, tapi ayamnya diganti dengan ikan tongkol yang disuwir dengan bumbu gurih dan pedas. Mi ini juga menggunakan sayur sawi hijau dan kuah benih, yang tentu lebih enak dengan sambal sesuai dengan selera.

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam juga punya mi yang terkenal sesuai dengan nama daerahnya, yakni Mi Aceh. Rasanya cenderung pedas seperti masakan lain dari daerah ini. Kuahnya tidak terlalu banyak, tapi bumbunya terasa lebih kuat.

Berbagai macam jenis masakan mi itu bisa kita coba di Kampoeng Tempo Doeloe di Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2010 di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang diselenggarakan setiap tahun. Festival yang diadakan pada 12-23 Mei ini mengangkat tema "Aneka Mi Nusantara" untuk festival makanannya. "Saya suka mi cakalang-nya, rasanya unik," kata Tifa, salah seorang pengunjung.

Beberapa masakan mi yang ditampilkan di festival ini antara lain mi Jawa, mi kepiting Pontianak, mi pangsit Ujung Pandang. Selain mi, ada beberapa jenis camilan yang bisa dicoba, seperti kue cubit, kue rangi, rujak bebek, es duren, dan masih banyak lagi. Salah satu yang istimewa adalah es campur yang isinya bisa dipilih antara lain cincau, buah peach, leci, dengan serutan es batu, dan perasan jeruk, yang membuat rasanya segar.

estival makanan yang berlokasi di La Piazza, Mal Kelapa Gading, ini dibuat dalam suasana "jadul" sesuai dengan namanya, Kampoeng Tempo Doeloe. Ornamennya mengambil tema gaya Kolonial, Betawi, dan peranakan Cina. Tempat duduk menggunakan bangku dan meja kayu pendek bergaya retro dengan sandaran anyaman bambu. Lampion dari anyaman bambu dan kertas turut menghiasi area yang sebagian terbuka itu.

Mata uang yang berlaku pun mata uang lama, yakni pecahan Rp 1, Rp 5, Rp 10, dan Rp 20 dalam bentuk voucher, yang nilainya setara dengan ribuan dalam mata uang sekarang. Misalnya, Rp 1 sama dengan Rp 1.000. Uang tersebut tersedia di loket-loket pintu masuk. Jika uangnya tidak habis dibelanjakan, sisanya bisa ditukar kembali.


http://tempointeraktif.com

0 komentar:

Posting Komentar