Rabu, 09 Juni 2010

Cegah Stroke & Jantung Akibat Diabetes



BILA tidak ditangani dengan tepat, penyakit diabetes melitus bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang fatal, seperti jantung dan stroke. Bagaimana menghindari komplikasi tersebut?

Angka kejadian penyakit diabetes terus mengalami peningkatan sejalan dengan perubahan gaya hidup, di antaranya konsumsi jenis makanan. Bila diabaikan, penyakit ini juga bisa menyebabkan munculnya penyakit lain, seperti jantung dan stroke. Tak heran bila jumlah penderita stroke pun terus meningkat.


Angka kejadian stroke dunia diperkirakan 200 per 100.000 penduduk dalam setahun. Di negara maju, stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah kanker dan penyakit jantung koroner, akan tetapi merupakan penyebab kecacatan tertinggi. Diperkirakan 500.000 penduduk Amerika Serikat menderita stroke untuk pertama kalinya setiap tahun dan 150.000 orang di antaranya meninggal, di mana frekuensi stroke iskemik adalah 63 persen dan stroke hemoragik 37 persen. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan SKRT 1995, stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama dan diperkirakan 500.000 penduduk terkena serangan stroke setiap tahunnya.

”Stroke dapat diibaratkan dengan sebilah pedang tajam yang dapat menjatuhkan, bahkan melumpuhkan atau mematikan. Dalam hitungan detik dapat mengubah jalan hidup dan kualitas hidup si penderita,” tutur Chief of Neurocenter Rumah Sakit Internasional Omni Alam Sutera Tangerang, Dr Alfred Sutrisno Sp BS.

Alfred menjelaskan, stroke merupakan istilah klinis PPDO (penyakit peredaran darah otak) atau Cerebrovascular Disease (CVD) yang ditandai dengan timbulnya kelainan fungsi otak secara mendadak, menetap, serta mempunyai kecenderungan memburuk, bahkan kematian dalam kurun waktu 24 jam pertama. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah (stroke iskemik/stroke nonhemoragik) atau pecahnya dinding pembuluh darah (stroke hemoragik).

”Stroke adalah suatu serangan otak yang merupakan kegawatdaruratan medik yang harus ditangani segera, tepat, dan cermat,” tandas Alfred.

Stroke merupakan suatu manifestasi akhir dari kelainan-kelainan patologik pada pembuluh darah yang prosesnya bertahap dimulai jauh sebelum terjadinya serangan stroke. Pembuluh darah di otak mengalami degenerasi secara bertahap akibat dari berbagai penyakit sistemik yang disebut faktor risiko.

Untuk mencegah terjadinya stroke, maka bisa dilakukan dengan menghindari rokok, mengonsumsi garam berlebihan atau kegemukan serta mengurangi kolesterol atau lemak dalam makanan. ”Pada seseorang yang mengalami diabetes, maka segeralah kendalikan penyakit tersebut. Karena itu merupakan suatu cara untuk menghindari terjadinya stroke,” papar Alfred saat menghadiri acara seminar awam bertema ”Hindari Stroke dan Jantung Akibat Komplikasi Diabetes” yang diadakan oleh RS Internasional Omni Alam Sutera Tangerang beberapa waktu lalu.

Sama halnya dengan stroke, penyakit jantung juga bisa timbul karena diabetes melitus. Dikatakan oleh internist dari RS Internasional Omni Alam Sutera Tangerang, Dr Dasaad Mulijono FIHA FRACGP FRACP PhD, bahwa penyakit Jantung koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh darah koroner). Lamakelamaan sumbatan akan menjadi semakin besar sehingga pembuluh darah yang bersangkutan menjadi semakin sempit.

Hal itu mengakibatkan otot jantung di daerah yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut akan mengalami kekurangan aliran darah. Jika sumbatan menjadi total, maka orang yang bersangkutan akan terkena serangan jantung (heart attack) yang dapat menyebabkan kematian mendadak. ”Gejala dari sumbatan pembuluh darah koroner adalah nyeri dada,” jelas Dasaad.

Nyeri dada pada penyakit jantung juga disertai dengan penjalaran ke tangan kiri atau leher, terkadang disertai dengan sesak napas, mual, keringat dingin, atau rasa mau pingsan. Jika nyeri dada yang dimaksud berlangsung lebih dari 15 menit, berarti orang yang bersangkutan telah terkena serangan jantung. ”Jika Anda mengalami nyeri dada tapi tidak yakin apakah itu suatu gejala jantung, baiknya Anda ke rumah sakit atau ke dokter spesialis jantung. Karena jika salah tebak atau terlambat, dapat berakibat fatal,” sarannya.

Dasaad berpesan untuk mengendalikan faktor risiko sedini mungkin yang dapat menghindarkan Anda dari penyakit jantung koroner atau stroke di kemudian hari, seperti diabetes melitus.


Sumber : Okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar