Minggu, 06 Juni 2010

Mencermati Pesan-Pesan Tersembunyi di Piala Dunia



Di setiap perhelatan internasional, lagu kebangsaan selalu dikumandangkan. Tidak terkecuali di Piala Dunia. Puluhan ribu penonton, diiringi tata suara yang megah, membuat atmosfer stadion begitu bergemuruh setiap lagu kebangsaan dinyanyikan.

Namun, penyerang Portugal Liedson, memilih diam saat negaranya akan menghadapi Brasil di grup G, 25 Juni mendatang. Pasalnya, penyerang bernama lengkap Liedson da Silva Muniz ini lahir di Cairu, Brasil, 32 tahun lalu. Dia mendapat kewarganegaraan Portugal melalui mekanisme residency atau lama tinggal di suatu negara.

Liedson tinggal di Ibu Kota Portugal, Lisbon, sejak 2003 untuk memperkuat klub Sporting Lisbon. "Raga dan jiwa saya untuk Portugal, seolah-olah saya lahir di sini," ujarnya, "Namun saya tidak akan menyanyikan lagu kebangsaan Portugal untuk menghormati tanah kelahiran."

Pelatih Inggris, Fabio Capello juga menolak menyanyikan lagu kebangsaan Inggris. Walaupun mengaku tahu lirik dan bergetar setiap God Save the Queen dikumandangkan, pelatih berkewarganegaraan Italia ini memilih tutup mulut. "Saya rasa tidak pantas menyanyikan lagu kebangsaan yang bukan milik negara saya," katanya.

Isu nasionalisme menjadi masalah terselubung di sepak bola. Duo tulang punggung Spanyol, Carlos Puyol dan Xavi, kerap menggulung kaus kaki mereka. Hal itu untuk menutupi bendera Spanyol yang terpampang di bagian atas kaus kaki, walaupun mereka tidak dapat berbuat banyak untuk menutup lambang-lambang Spanyol di kaus dan celana mereka.

Kedua punggawa Klub Barcelona itu merupakan warga Catalunia yang pernah angkat senjata melawan pemerintahan Spanyol. Mereka juga kerap menolak berfoto dengan latar bendera Spanyol.

Pada Piala Dunia 1998, pemain Prancis Christian Karembeu secara terang-terangan menyatakan tidak akan menyanyikan "La Marseillaise". Hal yang membuat golongan kanan Prancis meradang.

Namun aktivis Hak Asasi Manusia justru mendukungnya. Pasalnya, Karembeu ngambek setelah mengetahui leluhurnya diboyong dari New Caledonia di Pasifik Selatan untuk dipajang di Pameran Kolonial Prancis dan digambarkan sebagai kaum kanibal. Rekan-rekan Karembeu, seperti Marcel Desailly dan Lilian Thuram, juga kemudian menolak lagu kebangsaan sebagai protes atas kebijakan anti-imigran di negaranya.

Piala Dunia, perhelatan olah raga terakbar sejagad dianggap sebagai media kampanye yahud. Menarik untuk mencermati pesan-pesan yang diselubungkan peserta turnamen itu. Jadi mari kita tunggu pesan-pesan tersembunyi di Piala Dunia 2010 yang bergulir 5 hari lagi.

0 komentar:

Posting Komentar